Dalam menghadapi musibah diperlukan sikap tenang, waspada dan hati-hati. Sikap ini setidaknya akan mengurangi resiko yang timbul akibat musibah. Datangnya musibah tidak dapat diperkirakan oleh karena itu hanya kepada Pencipta alam inilah kita berserah diri dalam menghadapi musibah sebagaimana disebutkan dalam Al Quran:
“ Yaitu orang-2 yang apabila ditimpa musibah , mereka mengucapkan: innaa lillaahi wa innaa ilaihi roji’un”( Al Baqarah:156)
“Tidak ada sesatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (At Taghaabun: 11)
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya; Maha benar Allah dengan segala ciptaan-Nya, dan tidak ada yang sia2.
Sebenarnya musibah yang datang kepada kita tidak meninggalkan kerugian apapun kalau kita dapat menyikapinya dengan benar. Ada tiga golongan manusia dalam menyikapi musibah
Pertama: Golongan manusia yang rugi, yaitu orang2 yang dalam menghadapi musibah tidak tidak melakukan perubahan apapun pada dirinya. Musibah hanya dihadapi dengan tangisan, dengan renungan duka, sedih berkepanjangan, merasa kehilangan yang amat sangat, dan bahkan berputus asa bunuh diri. Dalam keadaan musibah bahkan ada orang2 yang tampak membantu tetapi sebenarnya mereka menggelap kan, mencuri, mengkorup harta korban musibah. Mereka lupa kepada Sang Pencipta musibah. Mereka tidak mau belajar dari musibah. Perilaku yang demikian sama saja dengan membuat hari ini sama dengan hari kemarin. Tidak ada perubahan apapun setelah musibah terjadi .. rugilah dia.
Sikap yang demikian sebenarnya menjadikan hari ini lebih buruk dari hari kemarin.. celakalah mereka
Golongan orang2 yang beruntung ini menyikapi musibah sebagai pelajaran sehingga mereka menjadi lebih cerdas. Mereka memandang bahwa musibah adalah kehendak Allah Rabbul Izzali, sebagaiman telah disampaikan pada awal kutbah ini, yaitu:
“Tidak ada sesatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (At Taghaabun: 11)
untuk berubah menjadi lebih baik dalam pengabdian kita kepada Allah. Dari musibah kita harus lebih taqorub kepada Allah, karena gunung, hutan, lautan, udara, gempa, gelombang, kelaparan, penyakit dan semua semua yang ada di alam semesta ini adalah milik Allah. Kepada-Nyalah kelak semua akan kembali. Kata kuncinya adalah”
“ Yaitu orang-2 yang apabila ditimpa musibah , mereka mengucapkan: innaa lillaahi wa innaa ilaihi roji’un”( Al Baqarah:156)
Oleh karena itulah, marilah kita selalu berupaya memperbaiki diri dalam berbakti kepada Allah dengan cara selalu menampilkan prestasi terbaik kita agar dapat bermanfaat bagi lingkungan kita. Janganlah kita termangu dan berlebihan dalam menghadapi musibah. Dengan musibah, hari-hari kita selanjutnya harus menjadi lebih baik agar kita menjadi orang yang beruntung
Sebagaimana sabda Rasulalloh SAW, yang artinya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar