Sabtu, 03 Mei 2008

STRATEGI SUKSES MERAIH KESEMPATAN KERJA

“Salah seorang dari
kedua wanita itu berkata:” Ya bapakku ambilah ia sebagai orang yang bekerja pada
kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja
pada kita ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya” (Al Qashash:26)


Katakanlah: “Hai kaumku,
bekerjalah sesuai dengan keadanmu
, sesungguhnya aku akan bekerja pula
maka kelak kamu akan mengetahui” (Az Zumar: 39)



PENDAHULUAN


Salah satu ciri kedewasaan pada seseorang adalah kemampuan merefleksikan dirinya dalam suatu aktivitas yang mensejahterakan dirinya maupun lingkungannya yang disebut dengan istilah “ kerja” atau “bekerja”. Masyarakat dewasa ini terus berkembang menuju satu titik dalam mana setiap orang sejahtera dan mampu mengaktualisasikan diri secara terukur, di sini (here), sekarang (now) dalam menjalani kehidupannya sekaligus sebagai bekal untuk kehidupan di akhirat.

Dalam masyarakat modern sekarang ini kesempatan kerja terbentang luas dalam jumlah yang banyak dihadapan kita. Sebagian telah terisi walau dengan isi yang kurang sesuai. Sebagian besar lainnya masih belum terisi dan kondisi ini terus berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat modern. Jawa Tengah dengan luas wilayahnya 3.250.000 Ha ( 25 % dari luas seluruh P. Jawa) dengan jumlah penduduknya mencapai 32,77 Juta
jiwa, rata-rata kepadatan 925 orang/Km (terpadat Surakartaa mencapai 11.000/Km). Jumlah angkatan kerja mencapai 16.110.000 (partisipasi 60,83 %). Pencari kerja berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yang ditempuh mencapai 21.638 orang yang tersebar pada SD: 1.911 orang; SMTP: 1.820 orang; SMTA: 9.673 orang, Sarjana Muda (Diploma): 2.373 orang, dan Sarjana (S1, S2, S3): 5.861 orang.

Angkatan kerja banyak terserap di sektor pekerjaan tersier yaitu pekerjaan yang tidak memerlukan keterampilan
tinggi seperti pertanian, pertukangan, buruh dan jasa angkutan. Sementara sektor-sektor yang memerlukan keterampilan tinggi (high tech – high touch) seperti teknologi industri, komputer, menejemen bisnis, jasa layanan masyarakat, pendampingan, eksplorasi, riset dan pengembangan masih sangat terbuka lebar untuk dimasuki pencari kerja. Dalam banyak kasus rekrutment tenaga kerja misalnya dalam ajang bursa kerja ternyata pencari kerja tidak dapat memenuhi kualifikasi yang diperlukan, di samping daya tawarnya rendah. Di sisi lain tenaga kerja dari luar negeri sumber dayanya agak terbatas tetapi daya saing dan daya tawarnya tinggi. Dengan demikian calon tenaga kerja kita sendiri selalu kalah bersaing dengan calon tenaga kerja dari luar negeri (Calon lokal berpendidikan luar) dalam mengisi kesempayan kerja.Oleh karena itu diperlukan strategi untuk meraih kesempatan kerja yang tersedia.

Strategi meraih kesempatan kerja pada hakekatnya adalah: bagaimana cara mengalahkan diri sendiri, melihat
peluang kerja, menulis lamaran pekerjaan, dan menghadapi wawancara dan psikotest.

I. Strategi mengalahkan diri sendiri


Manusia dicipta Allah sebagai makhluk yang dapat menumbuh-kembangkan dirinya semaksimal mungkin sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan potensi yang dimilikinya. Namun dalam kenyataan banyak manusia yang bersikap sombong atas kemampuan yang dimilikinya sehingga ia bersikap over estimate (sikap yang memperkirakan bahwa dirinya serba bisa sehingga tidak perlu belajar) atau under estimate (sikap yang memperkirakan bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan apapun sehingga tidak mau bersaing).

Strategi untuk mengalahkan diri sendiri adalah:

  • Memahami diri sendiri (memahami potensi yang dimiliki: kekuatan dan kelemahannya) dengan cara manual maupun tes psikologis.

  • Menerima diri sendiri sesuai dengan keadaannya untuk kemudian menempatkan diri dalam spektrum yang semakin luas (expanding spectrum).

  • Mengaktualisasikan diri dalam area spektrum dengan tetap menjaga eksistensi diri (istiqomah)


Dengan strategi tersebut diharapkan seseorang akan selalu sadar diri (self awerness) dan percaya diri (self
confidence
) tentang eksistensinya dalam dunia yang terus berubah.


II. Strategi melihat peluang kerja

Kesadaran diri terhadap kehidupan yang dijalani akan membuka pikiran, mata, dan hati seseorang terhadap kondisi lingkungannya termasuk peluang dan kesempatan kerja yang tersedia. Semakin seseorang meningkatkan kesadaran dirinya akan semakin terbuka peluang dan kesempatan yang dilihat. Membaca, belajar, akses informasi, latihan pemecahan masalah dalam kelompok-kelompok (LSM atau kelompok studi), mengikuti bursa kerja, magang, dan sebagainya adalah strategi untuk meningkatkan kesadaran diri dalam melihat peluang kerja.

Peluang kerja dari tahun ke tahun terus berkembang semakin mengarah kepada peluang kerja spesialis sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan pada masyarakat modern yang serba terukur dan menekankan produktifitas massal yang berkualitas. Peluang yang kemarin populer, hari ini mungkin tidak lagi populer atau ”ngetrend”. Dan yang hari ini ”ngetrend” esok mungkin sudah out of date.
Oleh karena itu calon tenaga kerja harus terus menerus melakukan regulasi diri (self regulation) agar selalu eksis dan aktual dengan kebutuhan tenaga kerja serta siap diserap dalam dunia kerja. Calon tenaga kerja dapat memanfaatkan media IT dalam melakukan regulasi dan aktualisasi diri (cyber hunting). Dengan demikian spektrum
yang dimiliki adalah spektrum berskala nasional, regional, internasional, bahkan global. Buku-buku atau panduan tentang informasi kerja berskala global tersedia di toko-toko buku atau bahkan tersedia gratis di E-carrier di situs Yahoo, Geogle atau situs-situs lainnya.

Koneksitas (conecity) juga merupakan salah satu strategis dalam meraih peluang kerja. Dengan membangun
koneksitas, kekuatan untuk meraih dan sukses dalam pekerjaan akan lebih besar, khususnya koneksitas yang bersifat profesionalisme. Kaum muda sangat berkompeten dengan koneksitas profesionalisme dalam merebut peluang kerja dan menekuni pekerjaannya. Melalui koneksitas profesional kepercayaan masyarakat (public
trust
) dapat ditumbuh kembangkan sehingga pada gilirannya akan semakin membuka peluang kerja.


III. Peluang kerja bidang hukum


Perlakuan hukum atau tindakan-tindakan hukum merupakan suatu perlakuan atau tindakan yang bersifat
tertutup dalam arti bahwa semua tindakan hukum tidak dapat diintervensi dengan tindakan lain. Itulah sebabnya hukum harus ditegakkan. Demikian pula profesi hukum bersifat tertutup; artinya bahwa hanya orang-orang yang berwenang dan berkemampuan hukum yang dapat memasuki profesi hukum. Oleh karena itu profesi hukum sebenarnya tertutup untuk profesi lain. Dengan demikian tidak sebenarnya tidak ada alasan bagi mereka yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu hukum merasa risau akan disaingi oleh profesi lain, atau merasa risau tidak dapat meraih kesempatan kerja di bidangnya. Persoalannya, adakah setiap lulusan ilmu hukum memiliki kesadaran dan kepercayaan diri yang demikian.

Strategi untuk mempertajam kemampuan dalam bersaing memperebutkan peluang kerja bidang hukum (dan profesi tertutup lainnya) adalah dengan mengktualisasikan semua aktivitas, kegiatan dan perilaku diri (self-activity) sesuai dengan bidang yang diperebutkan di manapun dan kapanpun agar kualitas diri terus berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Aktualisasi dimulai dari yang sederhana misalnya bertindak sesuai peraturan dan perundang-undangan (misalnya kuliah tepat waktu, absensi memenuhi, tidak ngebut, surat-surat kendaraan lengkap, dan sebagainya) sampai kepada perjuangan menegakkan keadilan dan kebenaran.


IV. Orientasi Kerja


Bekerja merupakan refleksi kemampuan seseorang dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Dengan bekerja seseorang akan memperoleh penghargaan untuk memperpanjang kuwajiban kehidupannya. Persoalannya adalah, bahwa orientasi bekerja terkadang berwawasan sempit misalnya bahwa yang namanya bekerja adalah kalau menjadi ”pegawai negeri”. Orientasi bekerja yang demikian sebenarnya merupakan warisan penjajah yang menempatkan ”ambtenar” (Pegawai Kerajaan Belanda) sebagai penguasa yang harus dihormati.

Pada negara maju konsep bekerja sebagai ”pegawai negeri” sudah mulai ditinggalkan khususnya oleh generasi muda sejak awal Tahun 80 an. Sebabnya adalah, prospek karir sebagai ”pegawai negari” kurang agresif mengikuti perkembangan taknologi dan informasi (TI), di samping penghargaan yang diperoleh kurang sesuai dengan jumlah potensi (waktu, tenaga, profesionalisme, etos kerja, dsb) yang dikeluarkan. Oleh karena itu sejak tahun ’80 an generasi muda lebih memilih profesi-profesi yang memberi tantangan lebih besar dengan prospek yang lebih menguntungkan. Generasi muda lebih cenderung memasuki pekerjaan di sektor swasta yang mereka pandang lebih prospektif. Mereka tidak mengutamakan gaji yang besar, tetapi lebih mengutamakan fasilitas kaqhidupan yang lebih lengkap.
Generasi muda di Indonesia mulai melirik pekerjaan-pekerjaan di sektor swasta menjelang berakhirnya Abad ke 20. Pada masa itu di Indonesia mulai berkembang pekerjaan-pekerjaan bidang komersiil (Commers), seperti menejer perusahaan, divisi-divisi di bawah menejer perusahaan (HR, RD, RBO, dsb). Dewasa ini di Indonesia jenis-jenis pekerjaan di sektor swasta sangat-sangat terbuka khususnya jenis-jenis pekerjaan haigh tech-high touch. Profesi hukum sangat terbuka luas untuk melindungi penghasil dan pengguna jenis-jenis pekerjaan haigh tech-high touch, agar hasilnya benar-benar dapat meningkatkan keadilan dan kesejahteraan Bangsa Indonesia.


Selamat berjuang, bersaing dan berpacu dalam meraih sukses

V. Menulis lamaran kerja


Lamaran pekerjaan dapat diajukan secara manual maupun dengan email. Keduanya memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Lamaran kerja manual yang ditulis tangan akan segera menunjukkan kondisi pribadi si penulisnya (bentuk tulisan merupakan cerminan pribadi). Sedangkan lamaran kerja yang diajukan melalui elektronik dapat menunjukkan kemampuan pengirimnya (program yang digunakan merupakan cerminan kemampuan).

Buku-buku contoh menulis lamaran kerja banyak tersedia di pasaran yang dari waktu ke waktu bentuk, format dan bahasanya terus berkembang menjadi lebih baik. Perlu diperhatikan bahwa contoh-contoh yang tertulis dalam buku-buku panduan yang dijual di pasaran bukanlah contoh baku yang harus diikuti pembaca tanpa reserve. Pembaca harus mengembangkan sendiri sesuai dengan keadaan diri agar dirinya nampak lebih orisinil dipandang oleh penerima lamaran. Perlu dipahami, bahwa bagian HRD atau kepegawaian di perusahaan atau instansi pemerintah juga memiliki buku-buku contoh menulis lamaran pekerjaan. Sehingga kalau si penulis lamaran meniru tanpa reserve contoh yang ada dalam buku-buku, maka lamarannya akan dikategorikan sebagai pelamar ”pasaran”.

Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan pada waktu menulis lamaran kerja, yaitu:

  1. menarik perhatian penerima surat lamaran kerja,

  2. meyakinkannya tentang kemampuan yang dimiliki pelamar, dan

  3. meminta kesempatan untuk wawancara.

Anatomi surat lamaran pekerjaan tediri dari :

  1. Identitas diri

  2. Latar pendidikan

  3. Latar Pengalaman

  4. Posisi yang diinginkan

  5. Ucapan terima kasih

  6. Lampiran-lampiran (Bila diperlukan) seperti:

  • Daftar Riwayat Hidup

  • Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB)

  • Fotokopi Keterangan Pencari Kerja dari Departemen Tenaga Kerja (kartu Kuning)

  • Referensi

  • Dan sebagainya

Susunan surat lamaran tersebut masih harus disesuaikan dangan kesempatan kerja yang tersedia, misalnya berdasarkan: (1) lamaran kerja atas inisiatip sendiri, (2) lamaran kerja karena adanya pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi atau lembaga pencari kerja, (3) adanya iklan di media, (4) atau karena diminta secara khusus, (5) dan sebagainya. Demikian juga apabila kesempatan kerja berada di luar negeri maka susunan surat lkamaran kerja juga perlu disesuaikan dengan kelaziman menulis lamaran kerja di negeri bersangkutan. Untuk hal ini ada baiknya dikonsultasikan dengan fihak-fihak yang menguasai bahasa, bentuk dan prosedure lamaran kerja negara dimaksud.

Demikian pula apabila lamaran pekerjaan dilakukan dengan menggunakan Emile maka perlu ada penyesuaian seperlunya. Bahkan lowongan pekerjaan yang ditawarkan melalui handphone, maka menulis lamaran melalui handphone juga perlu penyesuaian, misalnya dengan kalimat yang singkat, tepat bidikan, kena sasaran. Contoh Surat Lamaran Kerja ada dalam Lampiran makalah ini.


VI. Strategi Menghadapi Tes Wawancara

Tes Wawancara biasanya dilakukan bersamaan dengan Pengamatan (Observasi) yang tujuannya untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai kemampuan yang dimiliki oleh pelamar. Untuk jabatan-jabatan pimpinan strategis di suatu instansi atau perusahaan tes wawancara (bersamaan dengan observasi) dilakukan di ruang khusus yang tembus satu pandang (one ways screen) agar si pelamar dapat diamati selama proses wawancara berlangsung. Tes wawancara bisa dilakukan pada awal maupun akhir seleksi yang kedua-duanya dipakai sebagai bahan untuk mencocokan hasilnya dengan tes-tes yang lain (misalnya: team work test atau psychologycal
test
).

Tes wawancara bisa berupa tanya jawab atau perbuatan untuk mengungkap kognisi, bakat, persepsi, sikap, perhatian, minat, motif, afeksi dan aspek pribadi/psikologis lainnya, serta kemampuan akademik dan sikap prososial. Strategi menghadapi tes wawancara adalah seperti berikut:

  1. Persiapan fisik dan mental: fisik yang fresh (segar bersemangat) dan mental yang stabil sangat memberikan kontribusi yang besar pada saat wawancara. Oleh karena itu persiapkan diri baik-baik sebelum tes wawancara berlangsung. Cukup tidur, cukup istirahat, tidak memformulasikan diri dengan banyak masalah adalah strategi persiapan yang baik.

  2. Pahami karakteristik dan kebutuhan perusahaan: carilah informasi mengenai perusahaan di mana pelamar mengajukan Surat lamaran kerja melaui berbagai media (cetak, elektronik). Apa produk utama perusahaan, siapa pemiliknya, jenis perusahaan apa, bagaimana kultur perusahaan itu, kapan berdiri, perkiraan perkembangannya dalam persaingan dengan perusahaan lain bagaimana, apa saja yang menjadi tuntutan perusahaan dan tuntutan apa pula yang dibutuhkan jabatan yang diminati.

  3. Berdoalah sebelum berangkat memenuhi panggilan wawancara dan sebelum wawancara berlangsung

  4. Jangan terlalu optimis atau pesimis dalam wawancara. Jangan kalah sebelum bertanding tapi yakinkan bahwa dirinya akan berusaha seoptimal mungkin untuk menghadapi wawancara.

  5. Berpakaian serapih mungkin dan santun sebagai rasa saling menghormat antara dirinya dengan pewawancara. Perusahaan atau instansi tertentu mungkin mengajukan syarat-syarat tertentu dalam berpakaian waktu wawancara.

Tip waktu wawancara:

  1. Datang 15 – 30 menit sebelum wawancara

  2. Masuklah ke ruang wawancara sesuai yang diatur pewawancara, misalnya nomer urut, kelompok, dan sebagainya. Waktu berjalam menuju kursi wawancara mungkin sudah dilakukan penilaian melalui pengamatan (observasi). Berjalanlah wajar-wajar saja jangang membesar-besarkan (beta press) kondisi ruang wawancara.

  3. Ingat, kesan pertama menentukan kesan berikutnya, berilah salam terlebih dahulu dengan ramah dengan sikap hand-some, bila mungkin lakukan jabat tangan dengan kukuh, kendalikan penampilan, senyum dan siap humor, tunjukan minat yang sungguh untuk wawancara.

  4. Duduklah dengan tenang dan percaya diri. Waktu berhadapan dengan pewawancara, pandangan mata merupakan respon wajar terhadap pandangan mata pewawancara. Jangan suka membuang muka atau menundukkan kepala.

  5. Berikan jawaban secukupnya dengan bahasa yang baik dan benar, efisien, komunikatif, enak didengar, sistematis, logis, jelas dan rasional. Pengalaman berorganisasi sangat membantu keterampilan ini.

  6. Siap menyampaikan prestasi yang pernah diraih tanpa kebanggan yang berlebih.

  7. Bila diminta analisis berikan analisis kritis yang dapat membuka perspektif baru

  8. Siapkan pula beberapa pertanyaan kunci untuk disampaikan kepada pewawancara

  9. Sebelum wawancara diakhiri, sampaikan kepada pewawancara kapan keputusan hasilnya dapat diketahui.

  10. Akhiri wawancara dengan ucapan terima kasih atas kesempatan yang diberikan, dan bila mungkin jabat tangan.

Kesalahan umum dalam wawancara:

  1. Datang terlambat untuk wawancara

  2. Penampilan tidak mengesankan misalnya berpakaian seadanya atau nampak terlalu norak

  3. Persiapan tergesa-gesa sehingga lupa bawa kartu peserta, surat panggilan, KTP, dan sebagainya

  4. Kurang memahami jabatan yang diinginkan, kurang memiliki informasi perusahaan yang diminati

  5. Terkesan kurang memiliki kedewasaan kepribadian (kecerdasan sosisal, kecerdasan emosionalnya rendah), ”nglokro”, kurang memilki agresifitas atapun antusiasme yang memadai.


VII. Strategi Menghadapi Tes Psikologi (psikotes)

Tes psikologis (Psiko tes) biasanya dipandang oleh para pelamar kerja sebagai sesuatu yang ”menakutkan” sehingga pada saat mengerjakan psiko-tes banyak pelamar yang kalah sebelum berperang, masa bodoh atau mengerjakan dengan penuh ketegangan. Padahal psiko-tes itu merupakan salah satu alat untuk membantu seseorang mengungkapkan dirinya dengan benar.
Tes Psikologis diartikan sebagai seperangkat perintah dan tugas yang harus dikerjakan testi (peserta tes) dan
berdasarkan prestasi yang diperoleh dalam mengerjakan tes yang dibandingkan dengan kriteria tes dilakukan pengelompokan prestasi tes. Tujuan Psiko-tes adalah untuk mengukur kemampuan dasar pelamar (IQ, bakat, minat, perhatian, dan sebagainya) sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan.

Tes Psikologi terdiri dari berbagai batere (instrumen) antara laian: Tes IQ, Tes Bakat (Umum-khusus), Tes Minat, Tes Perhatian, Tes Kecenderungan Sosial, Tes Perbuatan, Tes Keterampilan, dan sebagainya. Batere Tes yang digunkan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh lembaga yang menggunakan jasa tes. Tes Psikologi untu
Beberapa Tip Strategi menghadapi Psiko-tes adalah seperti beikut:k Pimpinan Perusahaan akan berbeda dengan Tes Psikologi untuk tenaga teknis. Tes Psikologi untuk pegawai kantor Pemda berbeda dengan tes psikologi untuk menjaring calon guru, dan sebagainya


1. Persiapan

  1. Jagalah kebugaran fisik dan mental setidaknya dua hari sebelum tes berlangsung. Kendalikan emosi dan pikiran dari hal-hal yang membebani dan menimbulkan konflik, misalnya: tidak mudah tersinggung, kurangi kecurigaan, tidak begadang, dan sebagainya.

  2. Jaga kesehatan, jangan memakan makanan atau melakukan aktifitas yang menimbulkan masalah sehingga menimbulkan gangguan kesehatan

  3. Aturlah jadwal kegiatan agar pada saatnya harus mengikuti Tes Psikologis siap berada di tempat

  4. Mungkin ada sedikit manfaat dengan melakukan latihan mengerjakan tes psikologis dalam buku-buku psikotes yang tersedia di toko-toko buku.

  5. Periksalah tempat/ruang tes dengan benar. Untuk itu pelamar minimal datang sehari sebelum tes untuk mengecek tempat/ruang tes

2. Pada saat menjalani Tes Psikologi.

  1. Berpakaianlah yang rapih sesuai dengan permintaan penyelenggara tes dan bawalah alat tulis secukupnya dan segera ke tempat tes minimla 30 menit sebelum tes berlangsung sebaiknya sudah sampai ke tempat tes. Jangan lupa membawa kelengkapan alat tulis dan kelengkapan adminitrasi.

  2. Berdoalah pada saat keluar dari tempat tinggal untuk menuju tempat tes

  3. Masuklah ke ruang tes dengan tenang

  4. Berdoalah sebelum mengerjakan tes

  5. Isilah identitas pada kolom yang tersedia sebelum mengerjakan tes dan konsentrasikan fikiran dan perhatian pada pengerjaan tes.

  6. Dengarkan baik-baik instruksi yang diucapkan atau dibacakan oleh instruktur tes karena instruktur tidak akan mengulang instruksi yang sudah disampaikan.

  7. Bekerjalah waktu ada perintah ”mulai” atau ”ya mulai” dan berhentilah waktu perintah ”stop” atau ”cukup”. Jangan memaksakan diri untuk terus bekerja sewaktu ada perintah ”stop” dengan harapan akan memperoleh skor lebih, karena yang terjadi akan sebaliknya yaitu tertinggal pada instruksi atau pekerjaan berikutnya.

  8. Tidak perlu terburu-buru ingin cepat selesai, gunakan waktu yang tersedia secara efisien.

  9. Tidak perlu meniru, menjiplak, melihat pekerjaan orang lain dalam mengerjakan tes psikologis, karena itu berarti tidak menggambarkan diri dengan benar.

  10. Hindari berpikir lama-lama pada satu persoalan tes, karena hal ini akan sangat merugikan dalam mengerjakan soal-soal lainnya.

  11. Kerjakan semua persoalan, tidak perlu berpikir benar salah. Karena pada hakekatnya semua jawaban tes adalah benar.

  12. Hindari melakukan kegiatan yang non produktif seperti pinjam penghapus, pinsil, melamun, dan sebagainya.


Selamat mencoba



LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • Contoh Surat Lamaran Kerja

  • Daftar Riwayat Hidup

  • Curriculum Vitae



Magelang, 10 Maret 2007
Perihal : Lamaran Pekerjaan
Lampiran : 1 (Satu) berkas
Kepada Yth:
Manajer Personalia PT. TIDAR PERKASA

Jl. Jenderal Achmad Yani 23 Kav. IV/B Gd. H. Lt. 7
Magelang - 50294


Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Pendidikan Terakhir : Sarjana Ekonomi Akutansi – Universitas Muhammadiyah Magelang

Bermaksud mengajukan lamaran pekerkjaan pada perusahaan Bapak

Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan:

1. Daftar Riwayat Hidup

2. Fotokopi Ijasah Terakhir dan Transkrip Studi

3. Sertikat Kursus Bahasa Inggeris

4. Sertifikat Kursus Komputer

5. Sertifikat Brevet A dan B

Demikian, atas diterimanya Surat Lamaran Kerja ini, saya ucapkan terima kasih dengan harapan saya dapat diterima
untuk bekerja di perusahaan Bapak.


Hormat saya,



Dwi Hastuti Kusumawardhani

Magelang, 10 Maret 2007
Perihal : Lamaran Pekerjaan
Lampiran : 1 (Satu) berkas
Kepada Yth:
Manajer Personalia PT. BANK EKSEKUTIF INTERNASIONAL, Tbk
Jl. Tomang Raya Blok IX/G Lt. 4
Jakarta – 50199


Dengan Hormat,
Membaca iklan pada Harian Kompas tanggal 7 Februari 2007, saya berminat untuk melamar kerja pada Bagian Staff Accounting. Saya lulusan Universitas Muhammadiyah Magelang Jurusan Akutansi Tahun 2006, lulus dengan predikat Cumlaude. Saya menguasai Bahasa Inggeris, Komputer Program Windows Office dan Komputer Akutansi, serta memiliki Brevet A dan B, Brevet Perpajakan, beberapa sertifikat Kurfsus Perbankan, dan pengalaman beberapa bulan magang di Bank Muamalat.

Bila dikehendaki saya bersedia dipanggil untuk diwawancarai atau menjalani Psikotes. Sebagai bahan pertimbangan, fotokopi Ijasah, Transkrip Studi, sertifikat dan surat keterangan lain saya lampirkan bersama lamaran kerja saya ini.

Sambil menunggu panggilan dari Bapak, saya ucapkan terima kasih.


Hormat saya,



Ria Rumandhang Bulan

Tidak ada komentar: